Mengapa mata diciptakan
Pernahkah engkau
tahu mengapa mata diciptakan?
Ambillah cermin
dan pandang..
Adakah warna ketiga
selain dua yang ada
Putih atau bukan
Kawan
Sebab kita memang
harus sadar
Permainan dunia
hanya ada dua layar
Putih atau bukan
Tak ada tempat
bagi kemunafikan
Makassar, 2008
Berteman Bumi
Serentetan doa
Menembus Arsy
Perempuan itu
kini
Berteman bumi
Menyepi
dalam usang
sajadah
sungai-sungai
tercipta...
Makassar,2008
-----------
Puisi dalam sketsa seorang hawa
Pada siluet
perjanjian
Kitab puisi
Ada hawa yang
berlari
Menyusuri gurun
dalam toples kaca
Matanya
mencairkan sejumlah es
Di antartika
sajadah merah
Ah Netra..
Mengapa selalu
seperti itu
Menancap bagai
bilah-bilah tembikar ayahku
Pada sajak yang
berputar-putar
Meriah di darah
si jelita
Ada kerinduan
pada anggukan ibu
Dalam rumah cinta
Yang mengizinkan
putri kecilnya
Berjalan sendiri
pada sebuah rumah
Yang engkau
namakan dunia
Semua ada dalam
sketsa
Perempuan kecil
dengan pita hijau muda
Yang menjelma
menjadi berbait-bait puisi
Dalam dada-dada
pujangga
----------------
Merah di Gaza :
mengapa?
Nelangsa, serdadu menyemangati nafsu
Puing-puing mencoba berbicara tentang
ragu, tapi serdadu terlalu dungu
Ada tanya tentang legalisasi
penindasan ini, dari siapa?
Mengapa nurani menguap disini? Sedang
ketakutan mengintai, kematian mengejar-ngejar
Kemarin Lukisan merah karya kami
tergores lagi
Kanvas kami tak pernah sepi dari warna
itu.. Untuk siapa lukisan ini?
Ah.. Sebenarnya, kebenaran milik
siapa..? sulit untuk mengakui kekalahan..
Paradoks kemenangan ini juga ternyata
hanya bayang-bayang..
Kembali kumengenang, nenek yang
tertutup berlembar-lembar kain
Mengapa?bukankah kami tak berminat
padanya..?
Ada banyak pertanyaan di Gaza
aku juga tak pernah lupa
tentang beribu peluru kami yang
menghuni tubuh bocah bernama Abdullah
Itu karena kami terlalu takut padanya
Tidak! Bukan padanya, tapi pada
beribu-ribu kawannya..
Entah dari mana asal bocah-bocah itu..
Ada banyak pertanyaan di Gaza..
Tentang batu-batu yang lebih ganas
dari peluru-peluru kami..
Mengapa?
Tentang ribuan bayi yang lahir hampir
bersamaan.. Ah.. Mereka tak pernah habis!!
Mengapa?
Di Gaza..
Ada banyak pertanyaan yang belum
terjawab. .
Aku harus kembali..
Mungkin…
Jawaban-jawaban itu ada disana..
---------------
ASING
Pria itu bernama
keasingan
Ia seperti
semilir
Yang bergeming
dalam
Bilik-bilik sunyi
Bahkan bumi
enggan melacak
jejaknya
Hanya Langit yang
mengenalnya
-------------------
Tanya Yang Telah Terjawab
Dalam benak yang
bergelayut kusut
Hemisfer rindu
ditepi qalbu
Menangis
Namun semua makhluk
Hiruk pikuk, aku
tertekuk
Menikmati
paradoks hati
Mengapa?
Ada yang
mencoba
Mencari sebab
Padahal Dia
begitu dekat!
Lupakah?
Dia bilang
“Hanya dengan
mengingatNya”
Hati itu menjadi
tenang...
Serta merta
Jiwa ini tersadar
dan rapuh
Ternyata aku tak
secerdas yang ku sangka
Bahkan aku
sangatlah bodoh
Untuk menenangkan
diri sendiri
Aku tak mampu
Lalu
Dimana Dia yang
dekat itu?
Lupakah Dia
padaku?
Atau ini baru
setitik pelajaran
Pada makhluk
sepongah aku
Atau Dia benar-benar
tak mengenaliku lagi
.....................................................................
Puisi yang hilang
Hari ini
Ada puisi yang
hilang
Di ubin-ubin
hatiku
Entah..
Mungkin puisi
telah mambenciku
Karena aku
Tak menyetiainya
...
Isya, 24/02/08
------------------------------------
Kerinduan Tentang Masa Kecil
Sore ini kotaku
berubah jingga
Seperti sore sore
yang kemarin
Namun ada sedikit
taburan rindu
Dalam kenangan
yang menggeliat
Memenuhi
kancah jiwaku
Setitik trauma
masa silam
Membawaku
merenangi canda-canda yang kesepian
Diawal malam yang
murung
Dalam torehan
cahaya sang bulan
Dan..
Pada genangan
rintihan hujan
Ada kisah yang
hendak berlari
Menembus batas
kemampuan...
Meski begitu aku
tetap rindu
Pada guguran daun
Yang rontok di
musim semi pada sisi tempat tidurku
Tak seperti
biasanya, memang
Namun engkau akan
mengerti jika kita bertemu
Dan kedua hati
saling menanyakan kabar
Tentang bintang
yang hampir tiada
Dan tentang
cericit burung
Yang kehilangan asal-usul
dan orang tua
-----------------------
Serdadu dibalik terali
Malam yang tak
bising itu membangunkannya lagi
Dalam gulita,
wajahnya bersimbah bening dari netra
Bergegas melintas
duka-duka dunia dalam segala pentas
Menghadap Dzat Yang
Maha Suci, Mengadu...
Pria Serdadu kini
bagai anak kesayangan ibu
Garis hitam
ditepi netranya itu berbicara
Pada tembok dan
terali yang menemani khusyuk sujudnya
Ia menangis,
Bukan karena tak
setuju dengan keputusan-Nya
Saat itu dia
telah akrab dengan jeruji-jeruji
Dan tak lama
lagi, Pengasingan itu akan berakhir
Serdadu akan
menatap mentari lagi
Namun ternyata
Serdadu lebih
mencintai kamar sempitnya
Ia tak butuh lagi
mentari dengan keindahannya yang fana
Ia tak peduli
akan canda-canda dunia yang melelahkannya
Ia Rindu khalwat
Ia rindu sajadah
usang yang menemani malam indahnya
Lebih indah dari
malam pertama
Keindahannya
adalah rahasia
Dan tak akan
mampu dirampok oleh penguasa-penguasa yang rakus
Karena keindahan
itu ada di dalam dada
Dalam khusyuk...
Dan dalam
tangisnya yang mendalam
Penuh rindu..
--------------------------------
Pilar-pilar hamba
Rabb...
Biarkan aku
mencintai-Mu
Selamanya..
Rabb...
Izinkan aku
mengharap-Mu
Sepanjang usia
Izinkan khaufku
Ada dalam
khusyuknya do’a
Hadir dalam
senyapnya malam
Bernyata dalam
hingar juga pekat
------------------------
Mungkinkah puisi terbaca?
Puisi diatas
kertas lusuh
Terlupa dalam
lipatan-lipatan waktu
Ia terjaga,
menostalgia, rapuh
Dalam dahaga, ia
memusuhi waktu
Dengan
tinta-tinta keniscayaannya
Ia kembali
menyulam ragu
Puisi kini rapuh
Tempatnya
dibelenggu dungu
Ia terlupa
Dikenangpun
percuma..
Mungkinkah puisi
terbaca?
…
-------------------------------
Bunda, ini adalah cinta
Bunda
Ikhlaskan aku
Untuk mengakrabi
peluh
Pada jalan tanpa
ujung
Untuk mengakrabi
sepi
Di bait-bait
sunyi puisi
Untuk menenun api
Dengan airmata
Sebagai benangnya
Sebab ini adalah
cinta
Sebab ini adalah
cinta
---------------------------------
Perempuan dalam puisi
Perempuan selalu
indah
Untuk dikasihi
juga disakiti
Perempuan juga
siluetnya
Membayang-bayang
pada puisi
Gentayangan di
rongga hati pujangga-pujanga
Meski berbalut
nestapa
Perempuan hanya
dapat mengatup
Ridha...dalam
ketidakberdayaannya...
Perempuan.....
Mengapa selalu
indah
Untuk dicintai
juga dibenci...
Sebab keperihan
Adalah mahkota
Sakit hati adalah
Lentera dalam
bening kaca dimatanya..
Perempuan....
Oh.........
Aku tak terima!!!
Sebab dunia ini
gemerlap
Dalam
asuhannya...
------------------------------------
AL-AKHFIYAH
Pada harapan di
garis-garis takdirku
Kuingin
menyaksikan kebahagiaan
Orang-orang yang
hilang dari zaman
Terlupa dalam
pena-pena waktu dan sejarah
Bertemu,menanyakan
kabar
Berdiskusi
tentang malam
Yang acap
merenggut mereka dari dunia
Tentang siang
yang lelah
menawarkan
hidangan penutup dan pembukanya
Ku kenal mereka
dengan sebutan
Al-Akhfiyah
Pagi ini aku
kembali ingin
Bertemu pria
tukang sepatu
Dan memintanya berdo’a untukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar